7 Tips Menulis Artikel Blog agar Nyaman Dibaca
Catatan : Sebelum membaca tulisan ini lebih jauh, harap dipahami bahwa tips dibawah ini disarikan dari pengalaman pribadi, berdasarkan preferensi personal dan sangat terbuka kemungkinan menjadi bias. Mohon maaf jika ternyata tulisan saya sendiri tidak nyaman untuk dibaca, hehehe…
Sebagai blogger, saya kagum pada kepiawaian wartawan majalah Tempo dalam meramu tulisan jurnalistik. Saya juga kagum pada kemampuan salah seorang jurnalis senior, Andreas Harsono atau Farid Gaban yang tulisan-tulisannya mencerminkan kualitas pemikirannya. Blogger mungkin memiliki banyak perbedaan dibandingkan dengan wartawan sebuah media, namun upaya untuk menghasilkan tulisan yang nyaman dibaca menurut saya perlu juga diasah oleh seorang blogger.
Sudah hampir 1 tahun ini saya menjadi editor dan admin pada beberapa blog komunitas. Kadang saya harus memperbaiki sebuah tulisan yang memiliki pesan dan ide kuat namun ditulis “agak berantakan”. Berikut adalah tips-tips yang mungkin bisa diadopsi untuk menghasilkan tulisan yang lebih nyaman dibaca :
- Perhatikan Panjang Artikel. Jika artikel dirasa terlalu panjang, sebaiknya bagi artikel tersebut kedalam halaman-halaman tertentu. Pembagian halaman ini akan menjaga bentuk artikel tetap proporsional. Plugin paging post di WordPress biasanya akan secara otomatis menyediakan versi full dari tulisan selain versi per halaman itu sendiri. Jika memungkinkan, sediakan juga tampilan cetak yang apik yang bisa menampilkan keseluruhan isi artikel dalam bentuk siap cetak. Plugin wp-print di WordPress bisa menyediakan fungsi ini dengan baik.
- Perhatikan Alinea. Artikel yang terlalu panjang tanpa jeda akan memusingkan pembaca, juga mengurangi konsentrasi dari isi aliena tersebut. Sebaiknya batasi jumlah maksimum baris per alinea namun jaga agar pemisahan alinea ini tidak terkesan dipaksakan. Isi topik yang sama dalam satu alinea bisa saja dipecah 2, misalnya dengan kata sambung seperti berikut : “selain pertimbangan diatas, hal lain yang patut dipertimbangkan adalah…”
- Perhatikan Tanda Baca & Perbaiki Kesalahan Ketik. Membaca tulisan yang memiliki banyak kesalahan ketik akan sangat mengganggu dan melelahkan. Sebaiknya lakukan proof-read sebelum artikel dipublikasikan. Bukan hal yang aneh juga jika kita melakukan revisi/perbaikan kecil jika ada kesalahan ketik atau kesalahan sintaks setelah artikel dipublikasikan. Tanda baca dan kesalahan ketik ini kadang merupakan hal yang sepele namun penting, misalnya ada spasi setelah tanda koma atau titik; spasi dan Huruf besar setelah tanda titik, pemisahan tanda hubung di dan ke jika merujuk pada tempat dan lain-lain.
- Sisipkan Gambar Ilustrasi. Gambar kadang memberikan nuansa lain pada tulisan. Tulisan bisa tampil lebih indah, terlihat wajar dan bahkan memikat pandangan mata karena antara tulisan dan gambar memberikan nuansa yang selaras. Meski demikian, tetap perlu diingat bahwa ukuran gambar, penempatan (sisi kiri, kanan atau antar paragraf mesti tetap diatur agar bisa tampil elegan. Untuk blog saya misalnya, maksimum lebar gambar adalah 480 pixels. Jika saya hanya memiliki gambar kecil berukuran 150 pixels, saya akan menempatkannya disisi kiri atau kanan tulisan.
`
Jangan lupa juga perhatikan ukuran gambar, normalnya ukuran gambar maksimal 100 kB. Lebih dari itu akan mengganggu proses loading artikel (kecuali websitenya didedikasikan untuk menampilkan gambar berkualitas). Jumlah gambar juga perlu diatur agar tidak mengganggu penampilan secara keseluruhan - Buat Link/Tautan Secukupnya. membuat hyperlink untuk rujukan suatu tulisan atau alamat URL tertentu memang memudahkan pembaca online, namun perlu diperhatikan juga untuk tidak berlebihan. Link lebih dari 3 dalam satu paragraf sebaiknya dihindari. Tidak ada keharusan membuat link untuk setiap kata menarik pada artikel yang kita buat. Link tetap kita butuhkan, misalnya jika kita membuat kutipan suatu artikel atau merujuk pada suatu sumber informasi tertentu.
- Belajar membuat artikel dengan gaya posting tertentu, misalnya order/number posting, dimana artikel disusun dalam formasi bullet numbering, misalnya model artikel yang saya tulis atau tulisan lainnya, sebagai contoh, tulisan dengan judul-judul seperti : “20 themes WordPress professional untuk website perusahaan”, “10 tips mengatasi masalah Server” dll.
- Berikan Penjelasan yang Komprehensif dan Elegan. Jelaskan isi artikel dalam bahasa anda sendiri, seolah-olah sedang memberikan penjelasan pada seorang teman. Jangan terburu-buru dalam menulis artikel, nanti kesan yang muncul adalah artikel yang dangkal dan tidak ditulis dengan baik.
Satu hal yang perlu dipahami, jangan buat dikotomi antara kebebasan seorang blogger dengan model tulisan yang ingin ia posting. Tips diatas tidak ditujukan pada kebebasan seorang blogger melainkan dalam konteks “memperbaiki kualitas diri dari hari kehari”
Bagaimana dengan anda ?
0 komentar:
Posting Komentar