Best article.
Jumat, 01 Oktober 2010
Hari kiamat bagaikan sesuatu hal menyeramkan bagi manusia yang takut dengan kematian, rasa takutnya pun mengalahkan rasa takut kepada pencipta yang Maha Esa. Padahal yang memprakarsai kiamat adalah sang Maha Pencipta, tapi yang sangat ditakutkan adalah karya-Nya. Inilah letak kelemahan manusia saat ini, hal yang sering dibicarakan dengan bumbu-bumbu ketragisan menjadi doktrin yang sulit dihilangkan. Namun, dari hal yang demikian dapat kita ambil pelajaran untuk melakukan manajemen sumber daya manusia disekitar kita seperti halnya saudara kita ataupun isteri dan anak kita. Maksudnya adalah hal yang sering diungkapkan dengan beberapa bumbu-bumbu sebagai sesuatu yang menjadi sugesti kepada pendengarnya dapat mempengaruhi hal perilaku pendengarnya. Contoh saja apabila kita memberikan kalimat-kalimat positif kepada orang terdekat kita mengenai "kiamat akan datang kapan saja, maka manfaatkanlah waktu luang untuk hal yang bermanfaat". Maka tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi perilaku seseorang yang menjadikan kalimat tersebut sebagai sugestinya.
Parahnya saat ini kiamat dijadikan simbol kemusnahan bagi setiap orang yang mendengarnya, kiamat dijadikan hari akhir bagi kehidupan manusia dan kiamat dimaknai sebagai kehancuran bumi serta isinya. Padahal kiamat adalah awal dari kehidupan tanpa dosa, kenapa demikian? Karena setiap orang akan mendapat perlakuan khusus dari Allah dalam mencapai suasana tanpa dosa tersebut, diantaranya melalui proses kematian, hisab, diantarkan ke padang mahsyar sebagai penilaian hasil kehidupan di dunia, dan beberapa proses lainnya hingga pada moment penting seperti penentuan ketempat yang sangat Mulia yaitu Surga. Namun, Allah memberi peluang kepada hambanya yang belum masuk surga dengan memasukkan hamba-Nya tersebut ke Neraka sebagai proses cuci perilaku kotor yang melekat dalam kehidupan selama di dunia. Selanjutnya menunggu SK (sesi kebijakan) dari Allah dalam menentukan posisi hamba-Nya disurga.
Mengenai kiamat yang akhir-akhir ini merebak ke masyarakat bahwa akan terjadi pada tahun 2012 membuat beberapa kalangan menyikapi dengan serius, namun setelah membaca dari beberapa informasi. Bahwa kiamat yang didengungkan pada tahun 2012 adalah bentuk konspirasi oleh beberapa pihak yang menginginkan penduduk dunia ini tidak terlalu banyak yaitu hanya dihuni oleh 500 juta manusia. Hal ini berarti pengurangan sekitar 93% penduduk dunia. Yang paling mengejutkan adalah konspirasi tersebut dilakukan oleh organisasi terbesar dunia yaitu PBB (perserikatan bangsa-bangsa).
Menurut beberapa informasi seperti Era Muslim dan IndoBestSeller, bahwa tujuan mengurangi populasi ini telah lama beroperasi semenjak dari tragedi hancurnya pentagon dan Gedung WTC, 11 September 2001. Dimana tujuan tersebut dilakukan oleh segelintir elit Amerika Serikat yang juga merupakan tokoh-tokoh Konspirasi Paganisme Modern yang menginginkan modernisasi lebih canggih lagi dengan berbagai peralatan yang terkomputerisasi. Yang unik, Desember 2012 merupakan waktu yang ditentukan oleh pihak Konspirasi tersebut untuk memulai program ini secara besar-besaran. Belum ada satu pun pihak yang mengetahui secara pasti mengapa Konspirasi mematok awal program yang akan mengurangi jumlah umat manusia secara drastis ini pada Desember 2012.
Indonesia sebagai Negara yang mayoritas penduduknya Muslim pun terhipnotis dengan isu ini, sehingga film 2012 yang disutradarai Roland Emmerich sekaligus sebagai produser pun marak di bioskop-bioskop Indonesia khususnya wilayah Malang dan Surabaya (Koran Surya, Selasa, 17 Nopember 2009) yang mengakibatkan antrian panjang dibioskop-bioskop tersebut. Yang menjadi pertanyaan dalam pemutaran film ini, apakah ini bentuk dakwah yang dilakukan oleh pihak yang berkepentingan yaitu PBB? Atau hanya sebagai bentuk mengambil kesempatan pasar yang saat ini terhipnotis oleh isu-isu kiamat akan terjadi pada tahun 2012?. Wallahu’alam …..
Satu hal penting yang harus disikapi oleh umat Muslim saat ini, yaitu sikap konsisten atau istiqomah terhadap syari’at agama yang menginformasikan bahwa kiamat melalui beberapa tanda dan itupun semua atas kehendak Allah SWT, sehingga tidak ada satu makhluk pun didunia ini yang tahu dan Nabi pun hanya mengetahui tanda-tandanya saja. Jadi, hal yang utama dalam kehidupan ini untuk menyikapi isu tersebut adalah sikap sebagai hamba Allah yang beriman dan bertakwa. Apabila Keimanan dan Ketakwaan tersebut telah menyatu dengan kehidupan kita, maka tidak akan ada rasa takut sedikitpun menghadapi Kiamat yang akan terjadi kapanpun.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar