Penemuan Kapal Nabi Nuh Diragukan
Sekelompok komunitas Kristen China mengumumkan penemuan bahtera Nabi  Nuh di ketinggian 4.000 meter di Gunung Ararat, Turki. Tim peneliti yang tergabung 'Noah's Ark Ministries International'  tersebut yakin 99,9 persen bahwa apa yang mereka temukan adalah kapal  yang menurut kitab suci beberapa agama dibangun oleh Nabi Nuh sebelum  bencana banjir bandang mahadahsyat mengapus ras umat manusia berdosa.
Fox  News, Jumat 30 April 2010, menyebutkan, penemuan di Gunung Ararat  di Turki tersebut bisa jadi memang benar kapal Nabi Nuh, tapi bisa juga  salah.
Kalaupun tidak terbukti bahwa itu adalah kapal Nabi Nuh,  mereka yang percaya tidak akan berhenti mencari di tempat lain.
Beberapa  orang berpendapat bahwa kayu kapal yang diambil gambarnya tidak cukup  kuno, tidak ada gambar lokasi untuk memverifikasi situs itu, tidak ada  pakar independen yang melihat data tersebut, dan tidak ada bukti bahwa  di Bumi pernah terjadi banjir dahsyat.
Orang-orang yang paling  tidak percaya pada penemuan tersebut justru para pakar kitab suci yang  juga memiliki keyakinan bahwa bahtera Nuh memang eksis dan bisa  ditemukan, tetapi tidak percaya dengan penemuan tim peneliti China. 
Dr.  John Morris, arkeolog kawakan Institute for Creation Research, bahkan  menuding penemuan tersebut sebagai sebuah kebohongan. Morris telah  memimpin 13 ekspedisi ke Gunung Ararat untuk mencari kapal yang disebut  dalam kitab suci. Dia mengetahui dengan pasti lokasi di Ararat, dan  menyebut penemuan para peneliti China tersebut merupakan penipuan.
Dr.  Randall Price, kepala Studi Yudaisme di Liberty University, Virginia,  Amerika Serikat, dua tahun lalu pernah menjadi anggota tim Noah's Ark  Ministries International. Dia keluar dari proyek tersebut karena merasa  ada pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari proyek dengan  menjadikan proses pencarian bahtera Nuh sebagai industri pariwisata.
Morris  dan Price dikontak oleh tim China untuk ikut serta dalam konferensi  pers untuk mengumumkan penemuan mereka beberapa hari lalu. Namun, Morris  dan Price menolak dengan alasan, terlalu sedikit bukti yang diperoleh.  Profesor Porcher Taylor dari University of Richmond juga yakin itu bukan  bahtera Nuh yang sebenarnya. "Mereka menggali di lokasi yang salah di  Gunung Ararat," kata Taylor.
Menurut Taylor, gambar satelit dari  sebuah wilayah sekitar setengah mil jauhnya dari lokasi tim China  menemukan kapal, menunjukkan sebuah kawasan yang disebut "anomali  Ararat", sebuah wilayah yang membangkitkan minat komunitas intelijen AS  selama bertahun-tahun. "Bila sisa-sia kapal Nuh memang di Gunung Ararat,  satu-satunya lokasi yang paling logis adalah di anomali Ararat, dan  bukan di lokasi di mana pengakuan sensasional itu dikeluarkan oleh  kelompok itu," kata Taylor.
Bagaimanapun juga, para arkeolog  tersebut yakin bahwa banjir bandang pernah menerjang Bumi dan bahwa  bangkai kapal Nabi Nuh ada di Gunung Ararat, meski di lokasi berbeda  dengan yang ditemukan tim China. Apapun itu, Morris, Price, Taylor, dan  banyak ahli lain, tetap kembali ke Gunung Ararat dengan harapan akan  menemukan sesuatu yang mereka percayai.


 
 
 
 
Posting Komentar